Mahasiswa Program Studi Sarjana Fisika Universitas Jember melakukan kunjungan akademik ke fasilitas nuklir milik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang terletak di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Ahmad Baiquni, Yogyakarta. Kegiatan ini berlangsung pada Rabu, 9 Juli 2025 yang lalu diawali jam 08.00 hingga 16.00 WIB. Diikuti oleh 22 mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Fisika Vektoris (HIMAFI) dan Nuclear Physics Club (NPC) dan 2 orang dosen Fisika sebagai pembina.
Kunjungan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman langsung kepada mahasiswa mengenai penerapan ilmu fisika, khususnya di bidang ketenaganukliran. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi sarana untuk mempererat kerja sama antara Universitas Jember dan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN). Rombongan mahasiswa didampingi oleh dua dosen pembina, yaitu Dr. Ratna Dewi Syarifah dan Nindha Ayu Berlianti, M.Si. Mereka disambut oleh tim BRIN, yang kemudian memandu jalannya kunjungan ke beberapa fasilitas riset utama.
Kegiatan kunjungan dimulai dengan sesi pemaparan materi dan tur ke Laboratorium Reaktor Kartini, yang merupakan salah satu fasilitas utama di kawasan BRIN. Dalam sesi ini, mahasiswa mendapat penjelasan langsung dari tim peneliti mengenai prinsip kerja reaktor TRIGA (Training, Research, Isotopes, General Atomics). Reaktor jenis ini banyak digunakan di dunia untuk keperluan pendidikan, pelatihan, dan riset karena memiliki sistem keamanan tinggi dan daya yang relatif rendah, sehingga cocok digunakan untuk lingkungan akademik. Mahasiswa tidak hanya mendengarkan pemaparan, tetapi juga diajak masuk ke ruang kendali reaktor untuk melihat secara langsung bagaimana sistem reaktor dikendalikan, termasuk prosedur pengoperasian dan aspek keselamatan yang diterapkan.
Suasana antusias sangat terasa karena bagi banyak peserta, ini merupakan pengalaman pertama melihat langsung fasilitas reaktor nuklir. Mereka juga diberi kesempatan untuk bertanya langsung kepada para ahli, sehingga diskusi yang terjadi berlangsung aktif dan penuh rasa ingin tahu.
Setelah dari reaktor Kartini, rombongan melanjutkan kunjungan ke Laboratorium Akselerator Neutron di bawah naungan Pusat Riset Teknologi Akselerator (PRTA). Di sini, mahasiswa diperkenalkan pada berbagai jenis teknologi akselerator partikel yang digunakan untuk menghasilkan neutron dan radiasi lainnya untuk kepentingan riset. Akselerator merupakan alat yang digunakan untuk mempercepat partikel bermuatan hingga kecepatan sangat tinggi, dan dalam konteks ini digunakan untuk meneliti sifat material, mendeteksi unsur-unsur kimia, serta dalam beberapa kasus, untuk aplikasi di bidang kesehatan dan industri.

Para mahasiswa diajak berkeliling untuk melihat langsung instrumen dan alat-alat yang digunakan dalam proses akselerasi, serta bagaimana data hasil eksperimen dikumpulkan dan dianalisis. Penjelasan diberikan secara terstruktur agar mahasiswa dapat memahami fungsi dan manfaat dari masing-masing peralatan, meskipun teknologinya cukup kompleks.
Setelah sesi pagi selesai dan beristirahat sejenak, kegiatan dilanjutkan ke fasilitas Iradiator Gamma, yang digunakan untuk proses iradiasi berbagai bahan dengan sinar gamma. Teknologi ini biasanya digunakan untuk sterilisasi alat medis, pengawetan makanan, serta penelitian sifat material terhadap radiasi. Mahasiswa diberi penjelasan tentang bagaimana iradiasi dilakukan, termasuk jenis bahan yang aman untuk diiradiasi dan bagaimana pengaruhnya terhadap struktur kimia dan biologis suatu zat. Mereka juga melihat dari dekat ruang iradiasi dan sistem pengendaliannya yang dikembangkan untuk memastikan proses dilakukan secara aman.
Kunjungan berikutnya adalah ke Laboratorium Instrumentasi Fisika Medis yang berada di Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia Yogyakarta, tempat mahasiswa diperkenalkan pada penerapan teknologi nuklir dalam bidang kedokteran.
Di sini, mahasiswa melihat berbagai perangkat medis berbasis teknologi nuklir salah satunya ialah kamera gamma. Kamera ini digunakan untuk mendeteksi radiasi dari zat radioaktif yang dimasukkan ke tubuh pasien guna melihat fungsi organ dalam. Mahasiswa belajar bahwa alat ini membantu dokter dalam mendiagnosis penyakit seperti kanker secara lebih akurat.
Kamera gamma bekerja dengan menangkap sinyal radiasi gamma dan mengubahnya menjadi gambar dua dimensi. Gambar tersebut menunjukkan aktivitas organ di dalam tubuh dan membantu mendeteksi gangguan fungsi yang tidak terlihat oleh alat pencitraan biasa.
Melalui kunjungan ini, mahasiswa mendapatkan gambaran nyata mengenai bagaimana ilmu fisika diterapkan di dunia kerja dan riset. Banyak peserta merasa senang dan antusias karena bisa melihat langsung teknologi yang sebelumnya hanya mereka pelajari di kelas.
“Kegiatannya seru dan sangat bermanfaat. Kami bisa masuk ke ruang reaktor dan melihat proses iradiasi secara langsung. Tapi mungkin waktunya terlalu singkat,” kata Iim, salah satu peserta.
Peserta lain juga mengapresiasi pemateri yang menyampaikan materi dengan jelas dan antusias. “Kami senang bisa belajar dari para ahli yang memang berpengalaman di bidangnya. Walaupun gedung-gedungnya agak jauh satu sama lain, tapi tetap menyenangkan,” ujarnya.
Kegiatan ini diharapkan bisa rutin dilaksanakan di masa depan, agar semakin banyak mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung di dunia riset. Universitas Jember terus mendorong kegiatan seperti ini sebagai bagian dari upaya menyiapkan lulusan yang siap bersaing dan berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.







