Dalam rangkaian dies natalis Fakultas MIPA ke-27 dan Universitas Jember ke-61. Jurusan Fisika FMIPA selenggarakan visitor professor menghadirkan Prof. Dr. rer.nat. Muhammad Farchani Rosyid, M.Si. dari Departemen Fisika, FMIPA, UGM (22/10). Mengangkat topik “The History of Gravitation“, acara dibuka secara resmi oleh Dekan FMIPA UNEJ Prof. Drs. Dafik, M.Sc., Ph.D. Dekan katakan acara hari ini istimewa karena seorang profesor dari UGM akan menyampaikan kuliah sejarah gravitasi. “Akan dibahas perkembangan konsep gravitasi, dari Aristoteles yang percaya benda jatuh karena kembali ke tempat alaminya, hingga Galileo yang buktikan benda jatuh dengan cara yang sama tanpa hambatan,” ujarnya di Auditorium Fisika FMIPA.
Prof. Dafik katakan Einstein kembangkan teori relativitas umum tentang gravitasi sebagai kelengkungan ruang waktu oleh massa, serta memprediksi fenomena gelombang gravitasi. “Dan bahwa konsep keseimbangan di alam semesta telah disebutkan dalam Al-Qur’an, Surah Al-Mulk ayat 3-4, yang menunjukkan hubungan antara ilmu pengetahuan dan keyakinan agama,” lanjutnya. Dekan juga mengajak serta Prof. Veerabhadriah Lokesha dari India dan Prof. Sudradjat Supian, M.Sc., Ph.D. dari Univesitas Padjajaran. Sebelumnya disampaikan kata sambutan oleh Ketua Jurusan Fisika FMIPA Dr. Agus Suprianto, S.Si., M.T. yang juga kolega pemateri saat studi doktoral di UGM Yogyakarta.
Prof. Veerabhadriah Lokesha berkesempatan sampaikan pidato sebelum penyampaian materi. “Sebagai seseorang yang memiliki minat di bidang fisika sejak kuliah, saya seneng mengikuti acara ini karena keterkaitan fisika dan matematika sangat dekat,” awalnya. Profesor bidang Analysis and Discrete Mathematics dari Vijayanagara Sri Krishnadevaraya University, India itu katakan Fisika dan matematika saling berkaitan erat dalam menjelaskan alam semesta, dari konsep percepatan, kecepatan, hingga gerak. “Sejak zaman kuno, manusia telah mengamati gerakan bintang dan planet. Namun baru di abad ke-16, ilmuwan Galileo mulai membuktikan konsep gravitasi melalui eksperimen dan matematika,” tutupnya.
Prof. Dr. rer.nat. Muhammad Farchani Rosyid, M.Si. mengawali materi tentang betapa penting dan luasnya peran gravitasi dalam kehidupan alam semesta. Ia berbagi pengalamannya selama puluhan tahun di bidang ini dan menekankan bahwa gravitasi tidak selalu mudah terlihat. “Dampak gravitas sangat nyata dari benda jatuh ke tanah, akar pohon tumbuh ke bawah, fenomena pasang surut air laut, hingga pembentukan bintang dan matahari akibat kolapsnya awan molekuler,” jelasnya. Gravitasi juga memengaruhi struktur geologis di Bumi dan bahkan di planet lain seperti Mars dan Bulan.
Gravitasi juga dijelaskan sebagai penyebab berbagai fenomena seperti pasang surut air laut, pembentukan cincin planet, pecahnya komet oleh gaya pasang (tidal force), dan pergerakan benda langit. Namun, ada fenomena yang tidak bisa dijelaskan dengan gravitasi Newtonian, seperti presesi orbit Merkurius, pembelokan cahaya, dan pergeseran merah gravitasi, yang kemudian dijelaskan oleh teori relativitas umum Einstein. “Gravitasi merupakan fenomena fundamental yang tidak hanya berguna dalam eksplorasi bawah tanah, tetapi juga menjadi kunci dalam pemahaman struktur alam semesta,” lanjutnya.
Dalam fisika modern, gravitasi dipahami bukan sebagai gaya konvensional, melainkan sebagai kelengkungan ruang-waktu akibat massa dan energi, sesuai teori relativitas umum Einstein. Meskipun tiga gaya fundamental lainnya telah disatukan dalam teori medan, gravitasi masih sulit digabungkan karena perbedaan paradigma teoritis. “Berbagai upaya, seperti teleparallel gravity, berusaha menjembatani kesenjangan ini, namun masih menghadapi tantangan matematis. Sementara beberapa ilmuwan mencoba mengembangkan pendekatan baru, mayoritas komunitas ilmiah masih mempertahankan pandangan gravitasi sebagai geometri ruang-waktu,” pungkasnya. Acara ditutup dengan sesi jawab dengan peserta visiting professor.




