Industri Hasil Tembakau (IHT) menjadi salah satu sektor yang berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional di Indonesia. Produk IHT salah satunya adalah rokok. Satu puntung rokok mengandung berbagai zat berbahaya seperti arsenik, piridin, dan logam berat, yang jika dibuang dapat mencemari air. Limbah cair yang dihasilkan oleh IHT juga mengandung nikotin, nitrosamin, dan logam berat seperti Cu (tembaga) dan Pb (timbal) yang dapat mencemari perairan dan mengkontaminasi sumber air minum. Menurut WHO, kebiasaan membuang puntung rokok sembarangan dilakukan oleh jutaan orang, setidaknya dua pertiga puntung rokok ditemukan berserakan di trotoar, kafe, taman dan berujung ke sungai hingga lautan.
CIGAMONS hadir sebagai Tim PKM-RE Universitas Jember untuk menjawab persoalan ini. Tim beranggotakan 5 orang yakni Moh. Zeinur Ridho, Retno Pertiwi, Eldo Delta Bagaskara, Raya Rambu Rambani dari S1 Kimia, dan Chika Synthia Pitaloka dari S1 Teknik Lingkungan yang dibina oleh Dr. Muhammad Reza, S.Si., M.Sc., M.Si. Tim ini berhasil lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa pada bidang Riset Eksakta (PKM-RE), dengan judul “Pemanfaatan Puntung Rokok Bekas Termodifikasi Surfaktan Alami Sebagai Adsorben Timbal Pada Limbah Cair Industri Rokok Dalam Upaya Penerapan Ekonomi Sirkular“. Adsorben dapat membantu mengatasi masalah diatas dengan menyerap logam berat yang menjadi salah satu kandungan bahaya dalam limbah, adsorben yang diciptakan spesifik pada Pb (Timbal) sehingga kandungan ini bisa dihilangkan dan dapat membantu menetralisir bahaya limbah.
Riset dilakukan dengan beberapa tahapan diantaranya preparasi sampel, karbonasi, sintesis adsorben dengan modifikasi surfaktan alami, karakterisasi, dan uji adsorpsi. Bahan yang digunakan adalah puntung rokok bekas yang kemudian di preparasi dengan memisahkan filter dengan kulitnya lalu direndam dengan akuades, etanol, asam asetat dan asam nitrat untung menghilangkan kontaminan dan zat berbahaya. Puntung kemudian di jemur dan setelah kering dilanjutkan ke proses karbonasi.
Karbon yang dihasilkan diaktivasi dengan KOH, kemudian difiltrasi untuk didapat karbon aktif murni yang terpisah dari filtratnya, dibersamai dengan penetralan pH dengan menggunakan HCl dan akuades. Karbon aktif selanjutnya dikeringkan dengan oven untuk menghilangkan sisa kadar cairan atau sisa larutan, kemudian dihaluskan dengan grinder untuk memperkecil  ukuran partikel sehingga luas permukaannya semakin besar. Karbon aktif kemudian diayak untuk mendapatkan ukuran partikel yang seragam yakni dengan range 0-50 mesh, dan selanjutnya di modifikasi dengan surfaktan alami yakni larutan DCG (Disodium Cocoil Glutamate).
Karbon aktif termodifikasi DCG dihasilkan setelah tahapan yang sama saat diaktifkan dengan KOH, yakni melewati proses filtrasi dan pengeringan dengan oven juga. Karbon aktif termodifikasi DCG selanjutnya dikarakterisasi dengan FTIR (Fourier Transform Infra Red) yang tujuannya untuk mengetahui gugus fungsi pada sampel yang menyumbangkan karakter baru setelah dilakukan modifikasi. Terakhir, uji adsorpsi dilakukan menggunakan larutan Pb pada shaker inkubator.
Yang sangat menarik dari adsorben ini selain dapat menyelesaikan permasalahan lingkungan dengan mengadsorpi logam berat seperti timbal, kemampuan adsorpsinya yang sangat baik dan efektif daripada adsorben biasanya karena telah dilakukan modifikasi dengan surfaktan alami yakni DCG. Selain itu, konsep ekonomi sirkular juga diterapkan disini yakni penyelesaian masalah limbah rokok dengan menggunakan puntung rokok bekas. Keren banget ya!!! Informasi lengkap dan berbagai hal yang berkaitan dengan CIGAMONS bisa diakses pada sosial media terkait :
Instagram (@cigamons_pkmre)
Tiktok (@cigamons_pkmre)