Jurnal ILMU DASAR (JID) Fakultas MIPA Universitas Jember gelar workshop dengan tema Peningkatan Status SINTA Melalui Peningkatan Substansi Artikel dan Gaya Penulisan di El Royal Banyuwangi (20-21/7). Andista Candra Yusro, S.Pd., M.Pd. Wakil Ketua Relawan Jurnal Indonesia, Associate Editor DOAJ sekaligus Asesor ARJUNA dampingi dan membedah JID dari manajemen hingga substansi. Chief Editor JID Purwatiningsih, S.Si., M.Si., Ph.D. berharap bimbingan pemateri bisa menjadikan JID siap naik status SINTA dan bereputasi internasional. “Mohon bimbingan mas Yusro, agar JID bisa naik peringkat SINTA dan meraih scopus,” ungkapnya dihadapan editor JID yang hadir full team.
Sebelum workshop, Drs. Siswoyo, M.Sc., Ph.D. didapuk membuka acara dan menceritakan awal Jurnal ILMU DASAR hingga berstatus SINTA dan terindeks DOAJ. “Diawal berdiri JID masih edisi cetak, selanjutnya menjadi edisi online dan menjadi jurnal-jurnal awal di UNEJ, kini JID meraih SINTA 3 dan DOAJ itu buah hasil kerja tim editor yang solid,” ujarnya. Workshop diawali dengan menampilkan potret kondisi akhir JID dan persiapan publish issue terakhir oleh chief editor JID. “Berdasar kondisi sekarang, mas Yusro setelah ini bisa bantu kami untuk update JID terutama substansi artikel dan gaya penulisan,” harap Purwatiningsih.
Andista Candra Yusro, akrab dipanggi Mas Yusro mengawali pembedahan JID dari tampilan muka laman dan menu-menu di JID. “Kita rapikan dulu dibagian manajemen khususnya tampilan depan laman, isi-isi menu seperti editorial team, scopes, author guidelines, peer review process, supporting file hingga nanti article template yang akan terkait dengan substasi dan gaya penulisan artikel,” awalnya. Perubahan diarahkan untuk persiapan Jurnal ILMU DASAR meraih scopus kedepannya dan naikkan peringkat SINTA dalam waktu terdekat. Diselanya juga ada beberapa diskusi hangat pemateri dengan tim JID terkait penggunaan aplikasi penunjang seperti tunitin untuk cek plagiat juga mendeley atau zotero untuk referensi.
Arahan dari pemateri langsung dilakukan dengan perubahan di sisi OJS oleh tim JID. Scope sebagai contoh, langsung diubah sesuai kesepakatan tim untuk dijelaskan oleh masing-masing section editor di OJS. Manajemen yang lain juga langsung diubah atas arahan Mas Yusro. “Setelah menajemen, kita lanjutkan ke template. Kita rumuskan bersama dari judul, format penulisan artikel, hingga nanti referensi. Ini penting untuk nanti saat mengajukan scopus,” jelas Mas Yusro sambil contohkan beberapa jurnal yang baru saja sukses meraih scopus.
Mas Yusro, juga menyinggung kriteria-kriteria penilaian yang akan ada perubahan di ARJUNA. “Perumusan belum selesai, akan tetapi ada perubahan kriteria dalam ARJUNA, kita persiapkan saja, malah dengan persiapan yang kita lakukan sekarang bisa untuk pengajuan scopus,” ungkapnya. Untuk menuju scopus, ada yang harus dipenuhi JID, mulai peningkatan kualitas artikel, penulis harus dari beberapa negara, editor dan reviewer yang terlibat pun diutamakan dari beberapa negara. “Jika JID penuhi itu, kita ajukan dan beberapa bulan selanjutnya bisa mendapatkan scopus, maka SINTA pun akan diraih peringkat tertinggi,” pungkasnya.