“Bagaimana terkait dengan kuliah ofline, karena ada berita simpang siur mengenai perkuliahan luring? Apa saja yang perlu dipersiapkan mahasiswa untuk kuliah luring serta bagaimana kesiapan fakultas dan jurusan untuk kuliah luring?”. salah satu pertanyaan peserta Open Talk dengan tema Take A Chance to Make A Change secara daring (22/9). Open Talk yang diselenggarakan Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) FMIPA Universitas Jember merupakan wadah untuk menyalurkan aspirasi, kritik, saran, serta usulan bagi para mahasiswa FMIPA UNEJ terhadap kebijakan-kebijakan yang berada di FMIPA UNEJ di berbagai aspek dan dilaksanakan 1 kali dalam satu periode kepengurusan BPM. Wakil Dekan I FMIPA UNEJ Drs. Siswoyo, M.Sc., Ph.D. menjawab pertayaan peserta bahwa kuliah luring sudah dibahas di tingkat universitas bahwa pembelajaran luring dari banyak pihak sudah dirasa diperlukan karena pandemi sudah mereda dan sudah ada arahan pembelajaran luring. “Dari FMIPA sendiri sudah siap, tapi perlu banyak persiapan sehingga harus mempertimbangkan banyak hal dan mencari model pembelajaraan tersendiri mungkin praktikumnya saja atau dari sisi mahasiswa apakah angkatan tertentu saja.” jelasnya. Siswoyo berharap mahasiswa bisa menunggu dan mendapatkan berita dari sumber yang jelas seperti universitas atau fakultas dan jangan percayai berita bohong. Acara Open Talk dihadiri 68 perwakilan mahasiswa, pimpinan FMIPA UNEJ, pembina ORMAWA, dan Ketua Jurusan dan Ketua Program Studi di lingkungan FMIPA Universitas Jember.
Pergantian jadwal kuliah pada akhir pekan menjadi bahasan selanjutnya pada Open Talk kali ini. “Banyak kuliah diadakan malam hari dan pada akhir pekan dengan beberapa alasan bentrok atau yang lainnya, kenapa hal tersebut terjadi dan bagaimana jika terjadi pada kuliah luring” tanya Putri mahasiswa Jurusan Fisika angkatan 2020. Ketua Jurusan Kimia Dr. Bambang Piluharto menyarankan bila terjadi demikian segera hubungi dosennya agar tidak ada masalah dibelakang. Dari pihak Kajur akan menindak lanjuti terkait jadwal bentrok. Wadek I FMIPA kembali memberi penjelasan bahwa dosen dapat menganti jadwal jika kelas dan jadwal memungkinkan. Dosen tidak bisa merubah jadwal di SISTER jika salah satu mahasiswa jadwalnya bentrok. “Terkait keberatan jadwal terlalu malam dan tidak sesuai bisa dikomunikasi langsung ke dosen, Ketua jurusan atau Wakil Dekan I” imbuhnya.
Pembahasan yang tak kalah hangat mengenai pelaksanaan program MBKM. Ada beberapa pertanyaan diantaranya mengapa konversi kampus merdeka itu berbeda-beda disetiap jurusan?, mengapa ada dosen yang tidak menginginkan mata kuliahnya dikonversikan untuk kampus mengajar? mengapa sosialisasi kampus merdeka pada setiap jurusan tidak seimbang?. Tim MBKM FMIPA memberikan tanggapan bahwa banyak bahasan tentang konversi, kegiatan dan sistem masih baru sehingga masih di cari sistemnya yang terbaik sehingga tidak muncul beda pandangan mengenai konversi. Untuk dosen yang tidak menginginkan dikonversi bisa karena memang dosen yang bersangkutan tidak ingin mata kuliahnya mengikuti program kampus mengajar. Mengenai sosialisasi MBKM, Tim MBKM FMIPA menyampaikan banyak info di internet, mahasiswa lebih aktif mencari berita. Dekanat menggunakan media sosial dan laman untuk memberikan informasi kepada
mahasiswa. “Jadi jangan mengangap salah satu prodi mempersulit proses MBKM dan jangan hanya mengandalkan sosialisasi dari prodi karena sudah banyak informasi di laman kementrian pendidikan” harap Ketua Tim MBKM FMIPA UNEJ.
Kuliah daring menjadi topik berikutnya dalam Open Talk. Pelaksanaan praktikum harapannya bisa diadakan kerjasama dengan laboratorium setiap daerah, tetapi akan bermasalah pada pemenuhan standar penilaian mata kuliah. “Pernah terpikirkan menitipkan mahasiswa contohnya mahasiswa yg berada di Malang dititipkan ke Universitas Brawijaya karena memiliki kemiripan kurikum. Tetapi keterbatasan akses jadi tidak memungkinkan dan terkait patner lain juga terkendala akses kehadiran dari luar.” ungkap lagi Wadek I FMIPA. Praktikum diharapkan segera di lakukan luring tetapi dibatasi kuota mahasiswa. Saat ini sedang diusahakan akses laboratorium untuk mahasiswa akhir. Mengenai materi 2 tahun terakhir yang kurang tersampaikan dengan sempurna, dapat diadakan penambahan materi melalui kegiatan workshop.
Fasilitas Non-akademik FMIPA UNEJ khususnya fasilitas olahraga menjadi pertanyaan dari Rizki Gangsar dari Prodi Matematika Angkatan 18. “Belum ada tindak lanjutnya dan juga belum terlihat” tanya Rizki. Wakil Dekan II FMIPA Purwatiningsih, S.Si., M.Si., Ph.D. menjawab untuk fasilitas olahraga dibutuhkan alokasi dana khusus dan bukan harga mati yg harus diprioritaskan karena seluruh fakultas di UNEJ bisa di gunakan tentunya dengan prosedur atau birokasi yang harus dipenuhi. Dekan FMIPA UNEJ Drs. Achmad Sjaifullah, M.Sc., Ph.D. menambahkan untuk meraih prestasi jangan terhambat karena fasilitas yang kurang saja. “Tunjukkan ke kita prestasi kalian karena kita punya akses dan bukan jadi alasan untuk berprestasi, Tunjukkan prestasi kalian jika ada kendala sampaikan ke pihak dekanat” pintanya.
Peserta Open Talk juga menanyakan mengenai birokrasi pengajuan kegiatan dan dana kegiatan ormawa selalu berubah-ubah. Wadek II FMIPA menyampaikan bahwa terkadang ada informasi yang tidak dibaca ketika pengajuan kegiatan jadi bukan berubah-ubah. Pun dengan hal-hal teknis perlu diketahui terlebih dahulu sehingga meski daring tetap berjalan dengan lancar. Diujung acara ada pertanyaan mengenai kelompok riset di beberapa jurusan tidak mendapat dukungan. Wakil Dekan III FMIPA Edy Supriyanto, S.Si., M.Si. mengatakan kelompok dinaungi dosen, hal tersebut yang menompang dana penelitian kalau tidak biasanya ada saling nompang dana penelitian sebelumnya. “Mengenai birokrasi pengajuan kegiatan, saya berpendapat sering terjadinya ketidak searahan terkait TOR sehingga perlu peningkatan koordinasi melalui WA atau Telegram Group yang sudah ada” pungkasnya.