Tebu Toleran Kekeringan bukan hanya menarik perhatian kalangan dalam negeri Indonesia saja, Produk Rekayasa Genetika (PRG) hasil penelitian Center for Development of Advanced Science and Technology (CDAST) Universitas Jember ini juga diperkenalkan oleh Prof. Dr. Bambang Sugiharto pada Australia-Indonesia Science Symposium (AISS) di Shine Dome, Canberra, Australia (28/11). Dosen Jurusan Biologi FMIPA Univeristas Jember tersebut mengambil judul “A new drought-tolerant sugar cane for Indonesian farmers” dalam materinya di simposium internasional yang diikuti para peneliti termuka Australia dan Indonesia. Simposium Sains (AISS) adalah ajang pertukaran penelitian guna meningkatkan kolaborasi dalam riset inovatif antar dua bangsa.
“Para peneliti terkemuka dari kedua negara akan berbagi penelitian mereka, menampilkan proyek penelitian bersama yang berhasil dilakukan ilmuwan Australia dan Indonesia,” jelas Ketua Australian Academy of Science, Professor Andrew Holmes. Prof. Holmes menjelaskan, simposium akan mendiskusikan berbagai jenjang karir di dunia sains serta tantangan dalam menghubungkan sains dengan kebijakan.
Seperti diketahui Tebu Toleran Kekeringan telah diuji dan ditanam oleh PTPN XI hingga mendapatkan sertifikasi keamanan lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan sertifikasi keamanan pangan dari BPOM, serta sertifikasi keamanan pakan dari Kementerian Pertanian. Hal itulah yang sangat berkait dengan tema yang didiskusikan dalam simposium tersebut.
Dikesempatan sebelumnya Prof. Dr. Bambang Sugiharto, menyampaikan Tebu Toleran Kekeringan sudah ditanam di daerah kering, seperti Situbondo, Prajekan (Bondowoso), Probolinggo, Pasuruan, Madiun, dan Ponorogo. Keunggulan Tebu Toleran Kekeringan, kata dia, toleran terhadap tanah kering. Sehingga, bisa bertahan lama meskipun di daerah dengan lahan tandus.
Selain itu, produktivitasnya lebih tinggi. “Produksinya bertambah sekitar 20 sampai 30 persen,” ungkap Bambang. Demikian pula dengan kadar gula yang terkandung di dalamnya, tebu PRG memiliki rendemen tinggi. Perlu diketahui pula, beberapa waktu lalu Tomoyuki Endo dari Inorganic Chemical Department Mitsubishi Corporation-Jepang dan Chong Wai Thong dari Representatif in Indonesia untuk United Molasses (UM) Trading-Inggris sangat tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang Tebu Toleran Kekeringan karya peneliti Universitas Jember ini. (sumber: AISS, detik.com, radarjember, weloveunej, wikipedia)