Calon wisudawan FMIPA UNEJ sebelum di Wisuda esok hari, mengikuti acara Sharing Alumni (10/3). Acara yang dikonsep tidak formal, untuk memudahkan calon wisudwan bisa berinteraksi dengan alumni dalam berbagai pengalaman. “Sharing Alumni ini kita desain sejauh mungkin dari kesan formal, agar Anda semua bisa bertanya kepada alumni sehingga komunikasi dua arah terbentuk,” ungkap Dekan FMIPA UNEJ Drs. Achmad Sjaifullah, M.Sc., Ph.D. pada saat membuka acara.
Sharing Alumni edisi Wisuda Universitas Jember Periode V Tahun Akademik 2022/2023 menghadirkan Heru Cahyudi, S.Si. alumni Prodi Sarjana Fisika yang kini bekerja sebagai Rizki Humanity di LAZDA Rizki Kabupaten Jember. Alumni berikutnya adalah Dzurotul Mutimmah, S.Si., M.Si. alumni sarjana dan magister Matematika yang kini menjadi dosen prodi Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Banyuwangi. Mereka berbagi pengalaman dihadapan 22 calon wisudawan dan tamu undangan pimpinan di lingkungan FMIPA UNEJ.
Pada kesempatan tersebut Dekan mengajak para calon wisudawan untuk mengisi tracer study. “Langkah awal setelah wisuda dan terjun ke masyarakat nanti adalah mengisi tracer study, ini penting untuk membantu adik tingkat dan almamater kita,” harapnya. Dekan juga kembali mengajak para wisudawan untuk persiapkan diri untuk prosesi wisuda, karena akan menjadi kenangan terbaik sepanjang hidup.
Heru Cahyudi, S.Si. pada sesi awal bercerita pengalaman mulai menjalani perkuliahan di FMIPA hingga terjun ke masyarakat. Heru mengatakan apa yang dijalani di dunia kerja sebetulnya telah terlatih saat kuliah. “Saya contohkan saat kuliah kita diharuskan selesai tugas praktikum tepat waktu jika ingin nilai bagus, pun dengan dunia kerja kedisiplinan dan tanggungjawab salah satu modal,” ujarnya.
Banyak peluang pekerjaan dan wirusaha yang menanti kita. Heru mengatakan bahwa alumni FMIPA tidak harus bekerja atau berusaha pada bidang ke-MIPA-an. “Tidak harus bidang ke-MIPA-an, tapi jadikan modal MIPA untuk bisa masuk ke berbagai bidang pekerjaan dan usaha,” ungkapnya. Heru juga mengajak calon wisudawan untuk tetap berkomunikasi dengan almamater lebih khusus dosen-dosen kita.
Hal tersebut sependapat dengan alumni selanjutnya, Dzurotul Mutimmah, S.Si., M.Si. yang mengatakan perlunya tawadlu pada dosen kita. “Itu sudah saya buktikan sendiri, dengan tawadlu, terus berbaik sangka akan kemudahaan saat menjalani pekerjaan,” tuturnya. Dzurotul pernah mengalami kesusahan dalam menerima matakuliah, tapi tidak sedikit pun menganggap remeh dosen tersebut. “Saya hormati dengan mendengarkan kuliahnya dan alhamdulillah saat mengajar seperi beliau saya mendapatkan kemudahan,” kenangnya.